Telepon mobile adalah tanpa diragukan lagi salah satu perkembangan paling eksplosif yang pernah terjadi di industri telekomunikasi. Pada akhir tahun 1990 hanya ada 11 juta pelanggan selular di seluruh dunia; delapan tahun kemudian, angka ITU
melonjak menjadi 320 juta dan sekarang diperkirakan oleh ITU untuk
melebihi 550 juta pada akhir tahun depan. Tingkat penetrasi di negara Nordik dekat dengan 60% pada bulan September 1999, dipimpin oleh Finlandia (63%), Norwegia (58%), Islandia (56%) dan Swedia (53 %).
Pertumbuhan
mobile di seluruh dunia juga telah tidak kekurangan menakjubkan. Cina
diposting tingkat pelanggan gabungan 87% pertumbuhan tahunan dari 1995
hingga 1998, dengan ekonomi utama lainnya seperti Brasil (82%) dan Afrika Selatan (67%) tidak jauh di belakang. Untuk
negara-negara termiskin di dunia, telepon seluler dan nirkabel sistem
local loop mewakili kesempatan terbaik belum membawa kekuatan Telekomunikasi
untuk masyarakat ekonomi kurang beruntung atau terisolasi. Kamboja,
misalnya, adalah salah satu dari hanya setengah lusin negara di dunia di
mana pelanggan selular sudah melebihi jumlah pelanggan fixed-line.
Tanpa ragu, telepon selular
menawarkan keuntungan besar dan menambah kenyamanan, keamanan pribadi
yang lebih besar, dan kemampuan untuk memanfaatkan waktu 'mati' untuk
melakukan bisnis di pindahkan. Tapi gambar tidak semua kemerahan.
Seperti teknologi muda paling, telepon selular mengalami pangsa masalah
tumbuh gigi, termasuk kekhawatiran tentang lingkungan, dampak kesehatan
dan keselamatan, dan, tentu saja, perubahan sosial yang ditimbulkan oleh
teknologi yang, dengan membuat kita secara permanen dihubungi, adalah
memiliki yang mendalam berpengaruh pada interaksi antarpribadi kita.
Banyak kota di seluruh dunia menjadi suram oleh serombongan jelek antena Ponsel,
yang merusak sekali-menyenangkan pandangan, mengurangi keaslian daerah
historis, dan memperburuk keberadaan seringkali sudah besar mengganggu
infrastruktur perkotaan seperti tiang listrik, saluran telepon,
manajemen lalu lintas peralatan dan signage.
Bisa ditebak, keluhan
lingkungan telah menjadi paling keras di negara maju, di mana zonasi
hukum, hak kekayaan dan kewajiban lingkungan seringkali lebih ketat, dan
di mana akses yang dapat diandalkan untuk berbagai layanan komunikasi,
dalam hal apapun, sebagian besar diambil untuk diberikan. Masyarakat di
negara berkembang, sebaliknya, sering begitu bersyukur untuk
infrastruktur komunikasi modern bahwa mereka cukup senang (untuk saat
setidaknya) untuk mengubah mata terhadap estetika lingkungan.
Dalam
rangka untuk menghindari masalah dengan kelompok-kelompok lingkungan
dan masyarakat setempat-yang dapat berpotensi mahal baik dari segi hukum
dan biaya keterlambatan dalam produsen peralatan jaringan-keluar-banyak
roll dan operator sekarang bekerja pada cara untuk mengurangi dampak
lingkungan dari antena seluler.
Dalam Distrik Central Business
besar, kota-kota modern, masalah ini relatif mudah diselesaikan hanya
dengan mengintegrasikan sejumlah besar antena kecil ke dalam fasad
bangunan tinggi. Di daerah pinggiran kota dan semi-pedesaan, di sisi
lain, besar abu-abu baja struktur yang diperlukan untuk mendukung sel
yang lebih besar lebih sulit untuk menyembunyikan-namun beberapa
operator telah tetap datang dengan solusi inovatif.
Di Afrika Selatan, misalnya, setidaknya satu operator telah diambil untuk menyamarkan GSM
menara di pohon palem tropis, dengan hasil mengejutkan berhasil. Di
tempat lain, menara tinggi gereja dan katedral yang digunakan untuk
menyembunyikan antena, yang mewakili solusi yang positif bagi kedua
masyarakat umum dan organisasi keagamaan yang tiba-tiba menemukan diri
dengan menguntungkan antena-situs sewa di tangan mereka.
Dampak Positif
- Meningkatkan konektivitas, baik jarak dekat maupun jarak jauh dan mengurangi jumlah waktu dimana kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Kate Fox dari Pusat Penelitian Masalah Sosial, telepon seluler memfasilitasi “terapi gosip” dan bertindak sebagai “garis hidup sosial” di dunia modern yang sibuk saat ini. Kita perlu hadir secara fisik dengan seseorang di era pra-handphone, hari ini kita dapat berbicara dengan seseorang dimana saja sambil berjalan-jalan atau duduk di kafe.
- Dampak telepon seluler telah mempengaruhi cara seseorang melakukan bisnis. Sebuah studi di tahun 2007 oleh Australia National University melaporkan bahwa hampir setengah dari subjek yang diwawancarai mengatakan tidak mungkin atau sulit untuk melakukan pekerjaan tanpa telepon seluler. Dampak telepon seluler bagi kehidupan sosial juga menemukan bahwa setengah dari responden menggunakan handphone mereka untuk tujuan bisnis saat melakukan liburan, mengaburkan batas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Temuan lain adalah memiliki handphone meningkatkan beban kerja seseorang, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa handphone meningkatkan produktivitas mereka.
- Dampak demografis. Telepon seluler memiliki pengaruh yang berbeda pada demografis yang berbeda. Warga lanjut usia, terutama mereka yang memiliki masalah mobilitas, bisa mengurangi rasa terisolasi dengan menggunakn handphone dan tidak tergantung pada kunjungan dari orang lain untuk tetap berhubungan dengan dunia luar.
- Dampak positif handphone bagi anak-anak dan remaja adalah memungkinkan mereka mengembangkan kemandirian mereka. Penelitian tahun 2007 oleh Australia Nastional University mengungkapkan bahwa 30% orang tua akan membiarkan anak mereka berada di luar jika memegang handphone agar tetap bisa dihubungi.
- Memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dalam berbagai cara, termasuk panggilan, pesan teks, IM (Instant Messaging), dan email. Berkomunikasi melalui teks memungkinkan seseorang untuk melakukan percakapan dengan orang lain yang mungkin tidak tepat untuk dilakukan di depan umum atau di acaraa tertentu. Dengan terciptanya telepon seluler smartphone, pengguna dapat mengakses akun jejaring sosial melalui handphone mereka, meningatkan jumlah metode dimana seseorang dapat berkomunikasi.
- Teknologi ponsel juga memudahkan kita dalam berkomunikasi, kita tidak lagi harus bertatap muka apabila ingin berbicara, kia bisa menggunakan ponsel untuk menelpon, sms, bahkan videocall. Jangankan untuk kegiatan sehari-hari, pada saat hari raya iedul fitri saja contohnya, kita dengan mudah telpon atau sms untuk mengucapkan maaf lahir batin apabila kita tidak sempat berkunjung, kurang afdol memang, tapi setidaknya kita telah dimudahkan dengan cara itu.
Dampak Negatif
- Bagi anak yang telah memiliki telepon selular, mampu mengganggu tingkat konsentrasi si anak saat belajar (konsentrasi justru tertuju pada fitur games, jaringan sosial, SMS, dan lain sebagainya)
- Efek radiasi telepon selular yang berbahaya bagi otak (telepon selular mengubah suara menjadi gelombang elektromagnetik seperti halnya radio. Kuatnya pancaran gelombang dan letak telepon selular yang menempel di kepala akan mengubah sel-sel otak hingga berkembang abnormal dan potensial menjadi sel kanker)
- Mampu mengundang tingkat kriminalitas (dapat mengundang orang lain untuk melakukan tindakan pencurian atau penjambretan telepon selular seseorang) dapat juga menimbulkan kejahatan dalam penyalah gunaan kamera dan foto dalam ponsel, adanya juga kejahatan penimpuan dalam SMS.
- Bagi pelajar, mampu berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa (jika tidak ada pengontrolan dari guru atau orang tua, telepon selular dapat digunakan sebagai tayangan gambar atau video porno yang sama sekali tak layak dikonsumsi pelajar dan kaum terdidik lainnya)
- Pemborosan uang yang sia-sia (memiliki telepon selular tidak lepas dari penggunaan pulsa dari kartu perdana, dan penggunaan pulsa inilah yang dapat menjadikan seorang konsumen telepon selular bertindak boros)
- Dari segi psikologis, dengan ponsel masyarakat kini lebih cenderung menjadi masyarakat yang malas karena hanya dengan ponsel dapat melakukan berbagai aktivitas komunikasi sehingga proses interaksi secara langsung atau tatap muka dengan orang lain jarang dilakukan. Untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar (dengan fasilitas yang dimiliki oleh telepon selular, maka di zaman yang serba canggih dan modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Mulai dari mengisi pulsa, transfer uang, memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan dapat dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun).
- Semakin melunturnya nilai moral dan sopan santun
- Dampak kultural yakni bahwa ponsel tidak hanya sebagai teknologi komunikasi namun juga sebagai hal yang mencerminkan ikatan emosional dan budaya yang melambangkan status sosial manusia sehingga manusia selalu melihat ponsel sebagai ukuran status manusia dan berlomba untuk selalu mendapat serta mengganti ponsel dengan tipe yang terbaru